Kebakaran rumah milik Yuni Astuti, 46 tahun, memicu kepanikan karena posisinya di permukiman padat. Warga beramai-ramai memadamkan api dengan air ember sambil menunggu kedatangan armada damkar.

Kesaksian ketua RT, kobaran api cepat menjalar sehingga sulit dijinakkan. Warga tidak sempat menyelamatkan harta benda karena api sudah melalap seisi rumah. Rumah dihuni tiga orang yaitu Yuni Astuti bersama dua anaknya. Sementara suami dan seorang anak lainnya sedang merantau sebagai TKI di Malaysia dan Jepang.

Yuni Astuti mendapati rumah beserta isinya ludes terbakar sepulang membantu hajatan. Ia tinggal bersama anak bujangan dan si kecil masih sekolah dasar. Anak bujang kebetulan keluar rumah, sementara si kecil tidur ketika ia tinggal.

Dalam kondisi rumah dilalap si jago merah, si kecil terbangun dan merasakan sesak nafas serta kepanasan. Ia sontak lari sambil berteriak-teriak meminta pertolongan hingga tetangga berdatangan.

Meski warga dan armada damkar melakukan pemadaman, seisi rumah Yuni Astuti ludes terbakar. Perabotan, barang elektronik hingga dokumen penting hangus. Kerugian material diperkirakan mencapai Rp150 juta.

Ketua RT Sukamto bersama warga bergotong-royong membenahi reruntuhan dan sisa kebakaran. Tembok retak-retak dirobohkan sekalian karena rawan ambruk dan membahayakan siapapun. Sementara penghuni berpindah ke bangunan lama di belakang rumah terbakar.