Gedung Harapan, Lampung Selatan Masih Mencekam

JATIAAGUNG (15/2/2020) – Lima hari setelah pembunuhan Junaidi, suasana di Gedong Harapan, Jatiaagung, Lampung Selatan masih mencekam. Warga belum melupakan peristiwa itu karena dilakukan dengan terencana dan penuh dendam.

Baca Juga:

Doni, warga Gedongharapan, mengatakan umumnya warga mengenal Junaidi sebagai orang yang tidak bermasalah. Pada Senin dinihari, 10 Februari, itu pun pria berusia 42 tahun tersebut bermaksud melerai keributan antara orang lain dengan Er, adik pembunuh.

Karena dipengaruhi minuman keras, Er, adik pembunuh marah dilerai mencekik warga sekitar. Namun masalahnya clear. Keduanya, bahkan, sama-sama kembali ke organ tunggal.

Setelah organ tunggal bubar pukul 03.00, Er rupanya masih dendam. Ia melapor kepada abangnya Ed. Mereka berdua mendatangi Junaidi  di pos ronda di Balai Desa Gedungharapan. Er menunggu di sepeda motor, Ed menusuk 4 kali dari belakang.

Besok harinya, Ed menyerahkan diri ke Polres Lampung Selatan. Rumahnya di Gedongharapan masih terkunci hingga Sabtu, 15 Februari 2020.

Warga dan keluarga Junaidi melihat pembunuhan tersebut terencana. Inka, anak almarhum, meminta polisi dan Jaksa Penuntut Umum menjeratnya dengan hukuman mati atau seumur hidup.

RIKI PRATAMA

0 comments:

Posting Komentar