Jalan keluar masuk tol ini, sebenarnya, belum terlalu lama. Di beberapa ruas, aspalnya mulai menghilang, hanya menyisakan sirtu, dan tentu saja debu siang dan malam.
Selain membuat pengendara terpaksa melambat, rusaknya jalan menuju pintu Tol membuat citra pembangunan di kabupaten ini menjadi rusak. Seolah-olah tidak ada pembangunan di kawasan ini, karena petingginya hanya pandai membuat janji.
Bejo, seorang pedagang, di kawasan sekitar, mengatakan kerusakan jalan juga sudah cukup lama. Ia melihat setiap hari petinggi daerah sekitar lewat, tetapi memilih tutup kaca agar kendaraannya tidak berdebu.
Pria itu mengharapkan Pilkada Serentak Tahun 2024 bukan hanya gunung janji kepada warga, tetapi menjadi tolok ukur soal kesanggupan calon bupati dan gubernur apakah bisa membenahinya dalam waktu segera.
ALIYUDIN
Posting Komentar