Nelayan Terombang-Ambing Disambut Haru di Tanggamus

KOTAAGUNG (9/2/2022) -  Keluarga nelayan Tampang Tua, Pematang Sawah, Tanggamus,  Adha Diantoro, terutama isterinya, tak kuasa menahan haru, bertemu lagi dengan suaminya, Rabu, 9 Februari 2022, setelah dianggap hilang sejak malam Minggu, 5 Februari yang lalu.

Begitu kendaraan Tim SAR Lampung tiba di Kotaagung, Tanggamus, pria berusia 28 tahun itu disambut isteri, orang tua, dan anaknya. Mereka berpelukan sejenak di halaman Kantor SAR Tanggamus, sebelum dilaksanakan serah terima.

Adha Diantoro, nelayan Pekon Tampang Tua, berangkat melaut pada Sabtu, 5 Februari lalu bersama teman-temannya ke kawasan Tambling, ujung Pulau Sumatera. Ia kemudian mencari ikan sendirian dan dinyatakan hilang pada malam harinya.

Setelah terombang-ambing selama 2 hari 2 malam, nelayan Pekon Tampang Tua, Pematang Sawah, Tanggamus itu diselamatkan warga Pulau Sebesi, Lampung Selatan, Senin, 7 Februari lalu.

Kabar ini, kemudian disampaikan kepada Basarnas. Petugas SAR dari Bakauheni menjemputnya, membawanya ke Terminal Bom Kalianda, dan secara estafet, membawanya ke Kotaagung, untuk bertemu keluarga, Rabu, 9 Februari 2022.

Prosesi penyerahan Ardha Diantoro, yang dikenal di daerahnya sebagai Dian, dilaksanakan oleh Basarnas kepada keluarga, yang disaksikan  Polsek Pematang Sawa, Polair, TNI AL, dan Kepala Pekon Tampang Tua. 

Katim Basarnas Kotaagung  Hendra mangatakan pihaknya mendapatkan informasi kehilangan nelayan tersebut pada Selasa, 8 Februari 2022. Saat melakukan pencarian, mereka, kemudian, memperoleh informasi, sang nelayan sudah ditemukan di Pulau Sebesi.

Hendra mengatakan perahu jukung milik nelayan tersebut saat ini masih berada di Pulau Sebesi, Lampung Selatan. Ia diselamatkan nelayan setempat setelah dua hari terombang-ambing di Kawasan Selat Sunda.

Nelayan Adhi Diantoro mengatakan ia bersuyukur bisa bertemu keluarganya kembali karena saat terombang-ambing di laut ia sudah kehilangan harapan. Ia mengetahui terbawa ombak ke tengah lautan karena tidak melihat Gunung Tanggamus sebagai patokan nelayan masih berada di wilayah sekitar.

HARDI SUPRAPTO

0 comments:

Posting Komentar