Kemunculan buaya pertama kali terlihat warga Desa Braja Gemilang, Kecamatan Braja Selebah, serta Desa Dewa, Kecamatan Wayjepara. Puluhan orang memadati area jembatan sekitar sungai untuk memastikan keberadaan buaya. Warga khawatir buaya itu sudah bersarang di dekat permukiman.
Menanggapi laporan masyarakat, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung bersama komunitas pencinta reptil lokal langsung turun ke lokasi. Tim menyiapkan perangkap berupa jerat serta umpan ayam dan daging sapi . Umpan itu diharapkan memancing buaya keluar dari persembunyiannya.
Hingga hari ini buaya belum tertangkap. Satwa ini diperkirakan menghindar dengan menyelam ke dasar sungai setiap kali banyak warga berada di dekat sarangnya.
Menurut anggota komunitas pencinta reptil, buaya muara memiliki sifat pemalu dan cenderung menghindari keramaian, terutama pada siang hari. Siang hari lebih banyak bersembunyi dan kadang-kadang keluar untuk berjemur. Namun pada malam hari lebih agresif mencari mangsa.
Tim penanganan meminta warga menjauhilokasi agar suasana tetap tenang dan buaya tidak merasa terganggu. Jika lingkungan sekitar tenang, kemungkinan buaya baru mendekati umpan.
BKSDA dan aparat desa mengimbau masyarakat tidak beraktivitas di tepi sungai, khususnya anak-anak dan nelayan. Imbauan ini mencegah serangan buaya dan jatuhnya korban.
ADI SUSANTO
0 comments:
Posting Komentar