Putera dari seorang perantau Mesuji itu juga belum bersekolah. Lembaga pendidikan pemerintah dan swasta di sana tidak menerima karena orang tuanya belum memperoleh KK atau KTP dari Disdukcapil setempat.
Bekerja dari pagi hingga sore, Nando mengaku memperoleh uang hasil dari memulung singkong antara Rp40 hingga Rp60 ribu per dua hari atau rata-rata Rp25 ribu sehari. Hasil penjualan ia serahkan kepada ibunya untuk kebutuhan sehari-hari.
Ucok, ayah Nando, mengetahui kelelahan puteranya memungut singkong jatuhan truk setiap hari. Ia mengaku terpaksa membiarkan anaknya karena upah sebagai penjemur onggok kurang untuk kebutuhan sehari-hari.
Ia juga kesulitan memperoleh KK dan KTP di Mesuji sebagai syarat menyekolahkan Nando. Apalagi masih numpang tinggal di lahan majikannya, pengusaha pengeringan onggok.
SULISTIONO

0 comments:
Posting Komentar