Nasib Ojek Tanggamus Tak Semanis Duku dan Durian

WONOSOBO (26/9/2022) – Musim buah-buahan tropis membawa berkah bagi pengojek Pekon Sampang Turus, Kecamatan Wonosobo, serta sentra durian dan duku seputar Kotaagung, Bandar Negeri Semuong, dan Semaka. Pengojek sepanjang musim mendapat borongan angkutan dari kebun buah ke perkampungan.

Perkebunan durian dan duku rata-rata berada di lereng Gunung Tanggamus dengan kondisi medan berat, terjal, curam, dan licin. Pekebun tidak bisa membawa pulang hasil panen tanpa memanfaatkan jasa ojek motor. Jalur perkebunan umumnya berlumpur, sempit, kiri kanan jurang atau semak-semak. 

Jalan setapak ini menanjak terjal dan menurun curam sangat berbahaya. Sehabis turun hujan, tidak semua ojek buah-buahan bisa keluar masuk kebun. Apalagi jalur ojek juga melewati sungai banjir. Pengojek setempat hafal dengan kondisi medan termasuk cara menyiasati jalan berlumpur, sempit, terjal, dan penuh jebakan. Mereka memodifikasi kendaraan jenis trail atau bebek Revo dengan pemasangan rantai roda.

Meski begitu, pengojek buah-buahan masih sering terperangkap jalur berlumpur hingga kendaraan tidak bergerak sama sekali. Pengojek keluar-masuk kebun durian dan duku biasanya minimal lima orang. Mereka saling bantu mendorong atau menarik kendaraan jika tergelincir atau terjebak kubangan sedalam setengah sampai satu meter.

Jarak tempuh kebun di lereng gunung sampai rumah berkisar belasan sampai puluhan kilometer. Jalanan berliku dan penuh resiko. Pengojek tidak bisa berjalan cepat karena muatan pun begitu berat. Setiap motor rata-rata mengangkut lima sampai enam karung duku seberat dua setengah kuintal.

April bersama rekan-rekan pengojek Pekon Sampang Turus mendapat berkah ojekan duku dan durian sejak sebulan terakhir. Setiap hari mengangkut 300 durian atau empat kuintal duku. Jika hari hujan, pengojek bergegas memasang rantai pada ban depan dan belakang guna menambah cengkeraman roda.

Waktu tempuh dari kebun sampai rumah tidak tentu karena tergantung kondisi dan hambatan perjalanan. Jika hari terang bisa tuntas satu jam. Waktu ini molor menjadi satu setengah sampai dua jam bila turun hujan dan jalanan licin.

Begitu berat beban dan resiko pengojek duku dan durian. Nasib mereka tidak semanis buah-buahan legit tersebut. Apalagi bahan bakar minyak baru naik dan motor sekali servis butuh biaya banyak. Pengeluaran sudah pasti bertambah menjadi Rp150.000 per hari. Upah ojek berkisar Rp300.000 sampai Rp400.000. Penghasilan bersih harian masih lumayan Rp150.000 sampai Rp250.000.

Pendapatan cukup besar dengan taruhan bahaya kecelakaan dan bahkan nyawa mengingat beratnya medan. Karena itulah pekebun buah enggan mengangkut sendiri hasil panen.

HARDI SUPRAPTO

0 comments:

Posting Komentar