Gus Yahya Pimpin Nahdlatul Ulama hingga Tahun 2026

BANDARLAMPUNG (24/12/2021) -  KH Yahya Cholil Staquf terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, PBNU, periode 2021-2016. Pemilihan berlangsung di GSG Unila, Bandarlampung dari pukul 03.00 hingga pukul 10.00 Jumat pagi.

Gus Yahya terpilih menjadi Ketum PBNU setelah mengantongi 337 suara. Dia unggul dari calon KH Said Aqil Siroj, yang mengantongi 210 suara. Satu suara abstain. Jumlah pemilih 548.

Said Aqil telah menjabat Ketua Umum PBNU selama dua periode, 2010-2015 dan 2015-2020. Ulama kelahiran Cirebon, 3 Juli 1953, ini merupakan putra kedua dari KH. Aqiel Siradj dan Nyai Hj. Afifah Harun. Ayahnya pendiri pondok pesantren KHAS Kempek.

Akrab dipanggil Gus Yahya, KH Yahya Cholil Staquf  lahir pada tahun 16 Februari 1966 dan merupakan tokoh Nahdlatul Ulama dari kota Rembang, Jawa Timur, dan Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang. 

Gus Yahya putera dari KH Cholil Bisri, yang bersama Gus Dur mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa. Ia juga keponakan KH Mustofa Bisri atau Gus Mus. Abang dari Yaqut C. Qoumas, yang kini menjabat Menteri Agama, menggantikan Fachrul Rozi.

Dimulai dari pukul 03.00 pagi, pemilihan ketua umum PBNU berlangsung dua putaran. Usai subuh, 552 dari 558 peserta memberikan 327 suara untuk Gus Yahya, 203 untuk Kiai Said Aqil Siradj, 17 untuk KH As’ad Said Ali, 2 untuk KH Marzuki Mustama, dan 1 untuk Ramadhan.

Sejumlah media sempat mengumumkan Gus Yahya sudah memperolah suara terbanyak. Namun sebagian mengubahnya lagi dengan menyebut pemilihan masih berlangsung.

Pemilihan sempat ditunda untuk shalat subuh. Peserta menunaikannya di mimbar. Peserta lain dan penggembira menggelar tikar atau sajah di luar GSG, sebagian lagi ke Masjid Islamic Centre, yang tidak jauh dari lokasi.

Pemilihan putaran kedua berlangsung menjelang pukul 06.00. Separo warga WU yang ramai di luar GSG dari sore hingga malam berkurang. Yang bertahan menggelar tikar atau ambal. Sebagian dari mereka tidur di sana.


Sebelumnya, K.H. Miftachul Akhyar kembali terpilih menjadi Rais Aam PBNU periode 2021-2026 atas hasil musyawarah sembilan anggota Ahlul Walii Wal Aqdi, Ahwa, yang terdiri dari K.H. Mustofa Bisri, K.H. Ma’ruf Amin, K.H. Miftachul Akhyar, K.H. Dimyati Rais, K.H. TG Turmudzi, K.H. Anwar Mansur, K.H. Nurul Huda, K.H. Buya Marbun dan K.H. Zainal Abidin.

Miftachul Akhyar menjabat sebagai Penjabat Rais Aam PBNU selepas Ma’ruf Amin maju dalam Pemilu Presiden 2019 lalu. Lelaki kelahiran 30 Juni 1953 ini merupakan Pengasuh Ponpes Miftachus Sunnah Kota Surabaya.

Pemilihan Ketua Umum PBNU seharusnya digelar di Pondok Pesantren Darussa'adah, Lampung Tengah. Namun, disepakati dipindahkan ke  Unila Bandar Lampung. 

Selama hari kedua Muktamar NU, ketegangan terjadi atas berbagai hal, seperti sistem pemindai keabsahan peserta muktamar dan keributan petugas yang mengawal Kiai Said Aqil dengan para wartawan.

Suasana di sekitar GSG Unila dipadati oleh ribuan warga Nahdlatul Ulama sejak Kamis sore hinga Jumat Subuh.

Sebelumnya keramaian terjadi di UIN Bandarlampung sebagai tempat sidang pertanggungjawaban. Sedangkan sehari sebelumnya dibuka Presiden di Ponpes Darussa’adah Lampung Tengah.

JUHARSA ISKANDAR

0 comments:

Posting Komentar