Bambang Eka Wijaya, Jurnalis Sejati hingga Akhir Hayat

BANDARLAMPUNG (13/3/2023) -  Dunia pers Lampung berduka, Senin, 13 Maret 2023. Haji Bambang Eka Wijaya, mantan pemimpin umum dan pemimpin redaksi Lampung Post dan penulis “Buras” berpulang pukul 13.25 saat dirawat di RS Bhayangkara, Bandarlampung.

Lahir di Pondok Seng, Kerasaan, Simalungun, Sumatera Utara, 6 Oktober 1946 atau 76 tahun lalu, Bambang Eka Wijaya sudah malang melintang dalam dunia jurnalistik dan kolumnis. Ia memulai karier sebagai korektor di Waspada Teruna, bagian dari SKH Waspada Medan, yang melahirkan ratusan jurnalistik profesional nasional dan internasional.

Almarhum juga pernah di SKH Sinar Indonesia Baru, Medan, sebelum ditarik Surya Paloh, teman karibnya, ke Jakarta membesarkan Prioritas, yang kemudian dibredel karena dianggap membandel terhadap kebijakan Orde Baru.

Setelah sempat kembali ke Medan dua tahun, Surya Paloh mengajak kembali Bambang Eka Wijaya untuk Media Indonesia pada Tahun 1989, dan tiga tahun kemudian, 1 Juni 1993 menjadi pemimpin umum dan pemimpin redaksi Lampung Post.

Saat tiras Lampung Post melesat selepas Gempa Liwa, Bambang Eka Wijaya rutin menulis Buras pada Tahun 1994. Pernah tercatat dalam Museum Rekor MURI. 

Mantan Wakil Bupati Tulangbawang, yang juga pernah menjadi redaksi Lampung Post, menganggap tulisan Bambang Eka Wijaya boleh jadi  kolom terpanjang di Indonesia.

Dede Safara Wijaya, putra almarhum, menyebut saat penglihatan Bambang Eka Wijaya memudar setahun terakhir, ia masih terus ingin menulis demi kolom Burasnya dipertahankan.

Sejumlah praktisi pers di Lampung, mulai dari Ardiansyah dari Radar Grup, Iskandar Zulkarnain dari Lampung Post, Kadis Kominfo Ganjar Jationo, Syamsul B. Nasution dari Lampung TV, Oyos Suroso HN, Herman Batin Mangku, dan Hapris Jawodo menilai Bambang Eka Wijaya sebagai tokoh yang tidak tergantikan, karena terus menulis hingga akhir hayat dan sejati untuk jurnalistik sepanjang hayat.

ARI IRAWAN

0 comments:

Posting Komentar