Agar tetap bisa menanam padi, para petani terpaksa mengurangi sebaran pupuk, meski berakibat terhadap kurang suburnya tanaman dan warnanya menjadi kekuningan. Ada juga yang mencampur dengan pupuk kandang. Atau meski merugi, membeli harga pupuk non-subsidi dengan harga 200 ribu lebih.
Waris, salah seorang petani, mengatakan Urea dan Phonska menghilang di pasaran pada saat musim tanam. Persediaan di kelompok tani juga nihil.
Petani Kampung Sukanegara itu mengatakan ia hanya memperoleh jatah pupuk 1 kuintal, sementara, untuk lahannya yang berluas seperempat hektare membutuhkan minimal satu setengah kuintal.
Misno, petani lain, khawatir jatah pupuk untuk petani tidak mempertimbangkan luas lahan, karena disamaratakan 1 kuintal. Ia juga khawatir pupuk subsidi menjadi bajakan pihak-pihak tertentu.
SIGIT SANTOSO

0 comments:
Posting Komentar