Banjir Rob, Warga Bandarlampung Berjalan di Air Laut

BANDARLAMPUNG (16/5/2022) -  Warga Pulau Pasaran Bandarlampung mulai mengkhawatirkan puncak banjir rob dalam sepekan terakhir. Kebanyakan dari mereka kini tidak leluasa masuk dan keluar permukiman mereka pada pagi dan malam karena ketinggian gelombang mencapai satu setengah meter.

Meski daratan Pulau Pasaran masih aman, ketinggian banjir rob mencapai satu setengah meter dan membuat jembatan penghubung antara kawasan tersebut dengan Kota Karang terendam. Banyak dari warga memilih tidak keluar atau masuk pada pagi dan malam hari.

Budi, warga Pulau Pasaran, mengatakan mobilisasi warga keluar dan masuk terganggu dalam lima hari terakhir. Banjir rob umumnya menggenangi jembatan satu-satunya penghubung ke kawasan tersebut pada pukul 6 hingga 10 di pagi hari dan pukul 19.00 sampai 21.00 di malam hari.

Tergenangnya jembatan umum menganggu pelajar yang bersekolah di luar pulau, para pedagang, atau penduduk yang bekerja di daratan Bandarlampung. Di luar kepentingan tersebut, penduduk menahan diri tidak masuk dan keluar.

Budi menyebut sebagian warga tetap nekat melintasi jembatan dengan berjalan kaki, namun umumnya tidak berani memakai sepeda motor.

Warga Pulau Pasaran itu juga menyebut mereka umumnya bingung atas perubahan cuaca belakangan ini. Dulu, banjir rob hanya sekali dalam setahun. Namun sekarang, sering terjadi pada setiap bulan.

Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Panjang Suci Eka membenarkan puncak rob terjadi pada 16 sampai 20 Mei. Tinggi gelombang mencapai 1,6 meter dan terjadi pada pagi hari, antara pukul 07.00 hingga 10.00 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Stasiun Maritim Panjang menyebut banjir rob terjadi karena fase perige atau jarak terdekat bumi dengan bulan. Terdapat juga faktor meteorologis lain,  seperti peningkatan tinggi gelombang akibat angin kencang dari timur ke selatan, dengan kecepatan mencapai 20 knots.

Suci Eka mengharapkan warga Pesisir Lampung lebih berhati-hati, namun tetap tenang dalam banjir menghadapi banjir rob.

DEDI KAPRIYANTO

0 comments:

Posting Komentar