Hendra, petugas pengamat Anak Krakatau di Hargo Pancuran, Penengahan, Lampung Selatan, mengatakan abu setinggi 1 hingga 2 kilometer mengarah ke Selatan. Letusan terakhir pada Minggu Pagi tercatat selama 76 detik, dengan amplitude maksimum 56 milimeter.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG kembali mengingatkan warga tidak mendekat gunung legendaris itu dalam jarak 5 kilometer. Selain pagi, Anak Krakatau juga meletus pada malam hari, sekitar pukul 22.55 pada malam Minggu.
Terakhir, Anak Krakatau meletus pada Rabu, Sore, 29 Juni lalu, setelah sebelumnya tidak berhenti mengeluarkan material dari tanggal 25 hingga 28 Juni, dan sempat istirahat beberapa hari dari tanggal 16 . Saat itu, tinggi letusan dari 700 meter hingga 2 kilometer.
Berbeda dengan letusan pada Juni lalu yang mengarah ke utara dan ke timur, abu Anak Krakatau pada Sabtu, malam dan Minggu Pagi menyebar ke Selatan atau arah Pelabuhan Bakauheni dan sekitarnya.
Untuk Tahun 2022, ketinggian letusan Gunung Anak Krakatau meningkat dari sekitar 500 hingga 700 meter menjadi 2 kilometer sejak 29 Juni.
Sejak menggantikan posisi induknya, Krakatau, yang meletus pada Tahun 1883, Anak Krakatau terus membuat aktivitas. Gunung berapi ini pernah meletus dahsyat pada 22 Desember 2018, yang menimbulkan tsunami dan membuat setidaknya 400 warga di Pesisir Lampung Selatan dan Banten meninggal dunia.
Tsunami yang dipicu longsornya Gunung Anak Krakatau pada saat itu juga membuat 7 ribu warga lainnya luka, 47 ribu penduduk mengungsi atau tidak memiliki tempat tinggal.
ROY SHANDI
0 comments:
Posting Komentar