Sepasang Kefaqiran dari Tanjungraya, Sukau, Lampung Barat

SUKAU (12/1/2023) -  Rumahnya tergolong paling sederhana di Pekon Tanjungraya, Kecamatan Sukau, Lampung Barat. Meskipun semi permanen, namun materialnya kebanyakan dari kayu yang sudah lapuk, bolong di sana sini, dan sering bocor di beberapa titik.

Suasana di dalam rumah lebih memprihatinkan. Eka, pemilik rumah, hanya memiliki kursi bekas, yang diangkut dari tempat rongsokan. Mereka tidak punya tempat tidur. Suasana dapur tidak karuan. Tempat masak air dan nasi, seperti lebih sering tidak dipakai.

Bekerja serabutan sebagai tukang cangkul kebun sayur atau singkong, Eka, pemilik rumah,  memang, berdua saja dengan putera semata wayangnya, Haikal, yang kini berusia 12 tahun. Anaknya yang satu lagi bersama isterinya, yang kini meninggalkannya karena faktor ekonomi.

Eka kini menjadi ayah dan ibu sekaligus. Sudah bekerja serabutan, ia sering tidak bekerja, karena puteranya berkebutuhan khusus di bidang bicara. Pria itu tidak bisa meninggalkan anaknya, meskipun untuk bekerja.

Karena itu, wajah Eka dan anaknya Haikal tidak asing bagi warga Pekon Tanjungraya, Sukau, Lampung Barat. Ayah dan anak itu selalu berdua ke mana saja,  dengan naik sepeda ontel, untuk mencari sesuap nasi.

Fuadi, salah seorang penggiat peduli sesama perantau Minang, termasuk menjadi warga yang sering melihat ayah dan anak itu di Pekon Hanakau, Lampung Barat. Ia memutuskan ingin menjenguk rumah mereka sambil membawa sembako, Selasa, 10 Januari 2023.

Fuadi mangatakan ia prihatin atas kehidupan Eka dan puteranya. Ia melihat masih banyak warga saat ini yang berjuang hanya untuk tetap bisa makan.

LILIANA PARAMITA 

0 comments:

Posting Komentar