"Takjil Senggol" di Taman Lamban Balak Kotaaagung

KOTAAGUNG (5/4/2022) -  Sama dengan di Jawa Barat dan Banten, jalan sore-sore di Kotaagung, Tanggamus pada bulan Ramadhan juga disebut ngabuburit. Ramainya membuat mata membelalak dalam tiga hari terakhir, setelah dua tahun sepi karena pandemi covid-19.

Acara ngabuburit di Kotaagung terkonsentrasi, minimal di tiga lokasi, dermaga, pasar, dan Taman Lamban Balak, halaman samping kediaman resmi Bupati Kabupaten Tanggamus. Bunda Dewi rupanya mengizinkan lokasi itu menjadi pusat keramaian, setelah dua tahun ditutup.

Izin pemakaian Taman Lamban Balak juga tidak hanya untuk ngabuburit, tetapi juga untuk tempat berjualan takjil alias makanan berbuka puasa. Dua jam sebelum bedug, keramaian di sana di luar perkiraan. Orang-orang mulai menyebutnya “Takjil Senggol”, karena pengunjung padat untuk membeli makanan.

Para penjual makanan pun berasal dari profesi beragam. Tampak di deretan pedagang Herlina Simatupang, yang sehari-hari dikenal sebagai instruktur senam aerobik. Sepinya job selama pandemi, membuat ia ikutan meramaikan penjualan takjil Ramadhan 1443 Hijriyah.

Pembeli juga tidak hanya dari Kotaagung. Iswana sengaja jauh datang dari Wonosobo, karena harga takjil masih lebih murah dibandingkan dengan masak sendiri.

Adapun Leni Anggraini, warga Pardasuka, Kotaagung, memilih membeli takjil di Taman Lamban Balak karena harganya terjangkau. Dengan uang sepuluh ribu ia sudah bisa membeli makanan kesukaaannya untuk berbuka puasa.

Selain pedagang dan warga pemburu takjil, bukanya Taman Lamban Balak juga menjadi karunia sendiri bagi Deni, petugas parkir.  Setelah sepi selama dua tahun, hasil yang ia peroleh selama tiga hari Ramadhan jauh dari biasa, meski ia mengaku tidak memberi tarif tertentu.

Para pedagang dan petugas parkir mengharapkan keramaian terus berlangsung selama Ramadhan di “Takjil Senggol” Kotaagung. Mereka juga meminta Bupati Tanggamus H. Dewi Handajani terus membuka Taman itu pada Ramadhan mendatang.

HARDI SUPRAPTO

0 comments:

Posting Komentar