Gedung SDN Haduyangratu Lampung Utara Beratap Langit

BUNGAMAYANG (19/7/2022) – Siswa SD Negeri Haduyangratu, Kecamatan Bungamayang, Lampung Utara, belajar di gedung bekas balai dusun. Proses belajar mengajar begitu memprihatinkan karena ruang belajar darurat beratap langit dan berdinding geribik.

SD Negeri Haduyangratu memiliki 76 siswa kelas satu hingga enam. Mereka menempati empat lokal hasil berbagi ruangan bekas balai dusun. Jumlah lokal ini tidak mencukupi kebutuhan. Para siswa tidak bisa belajar dengan nyaman.

Kondisi kelas sungguh miris. Gedung tersebut tidak beratap alias langsung menghadap langit. Sekadar mencegah kepanasan dan terpaan angin kencang, bagian atap diganti dengan terpal plastik. Dinding pun tidak layak jadi empat belajar mengingat dibangun darurat dari serpihan tripleks, potongan papan, dan geribik.

Kepala SDN Haduyangratu Rizal Karnain, Selasa 19 Juli 2022, mengatakan sekolahnya hanya memiliki satu lokal baru bantuan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Utara tahun 2021. Bantuan satu lokal terealisasi setelah pengajuan beberapa kali.

Sekolah idealnya memiliki enam kelas dan kantor. Namun, SDN Haduyangratu terpaksa menempati gedung bekas balai dusun karena gedung lama di Dusun I sudah bobrok dan tinggal menunggu ambruk. Kondisi gedung lama membahayakan siswa maupun guru karena konstruksi sudah lapuk.

Gedung balai dusun dihibahkan menjadi tempat belajar SDN Haduyangratu demi menyelamatkan proses belajar mengajar. Dengan kondisi kekurangan lokal, kepala sekolah bersama tujuh pengajar terdiri dua PNS, dua PPPK, dan tiga guru honorer terpaksa berkantor di bawah pohon depan sekolah.

Gedung sekolah tanpa atap dan berdinding geribik atau papan bolong menghambat proses belajar mengajar terutama jika turun hujan atau cuaca panas terik. Sarana pendukung seperti toilet dan kamar mandi atau sumur pun nihil. Dewan guru dan siswa terpaksa menumpang ke kamar mandi masjid dusun setempat.

Sekolah menyadari kondisi darurat bisa berdampak buruk. Karena itu siswa langsung dibubarkan jika turun hujan karena berisiko kebasahan atau bahkan tersambar petir. Harapan Rizal Karnain belum pupus meski pengajuan proposal bantuan gedung sekolah serta sarana prasarana belajar belum diakomodasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Utara.

Kepala Desa Handuyangratu Hermansah tak kalah prihatin dengan kondisi satu-satunya sekolah dasar di sana. Pemerintah desa sudah berharap Dinas Pendidikan atau Pemkab Lampung Utara membangun gedung baru. 

Kondisi darurat memaksa orangtua tetap menyekolahkan anak-anak ke SDN  Haduyangratu karena sekolah di desa lain lebih jauh.

ADI SUSANTO

0 comments:

Posting Komentar