Hujan deras Senin siang membuat gang di sekitar menjadi sungai sejenak. Rumah yang ambruk terletak di bagian bawah dan menjadi tempat pertemuan air dari sejumlah lorong dan jalan di kawasan tersebut.
Persis selesai azan Zuhur, warga sekitar mendengar suara bangunan ambruk. Fondasi rumah berukuran delapan kali delapan itu jatuh, membuat bangunan semi permanen doyong dan bagian belakang miring.
Warga Sekitar Gang Jambu, pria dan wanita yang umumnya masih berbahasa Jawa, segera menolong tetangganya dengan mengeluarkan sepeda motor dan barang berharga, seperti kulkas, televisi, dan peralatan rumah tangga lainnya.
Selesai Ashar, pemilik rumah Sofiah, kerabat, dan warga memutuskan sekalian menjatuhkan bangunan, dengan mendorongnya ke arah belakang, karena sudah tidak layak lagi dipakai sebagai tempat tinggal. Dalam sejam bangunan semi permanen tersebut ambruk ke tanah.
Sukra, kakak pemilik rumah, mengatakan adiknya Supiah saat itu sedang tertidur. Ia baru sadar rumahnya ambruk ketika dibangunkan oleh kerabat dan warga sekitar. Wanita itu dalam posisi terjepit sepeda motor, tetapi tidak menderita luka serius.
Pria tersebut menyebut lahan tempat adiknya membangun rumah, selama ini dikenal sebagai titik pertemuan banjir jika hujan besar datang. Kali ini fondasinya tidak kuat lagi menahan gerusan air, ambruk dari bagian dasar.
Menjelang magrib, Supiah sementara menumpang di rumah kerabat terdekat. Sejumlah peralatan rumah tangga masih dibiarkan di luar rumah yang sudah dirobohkan. Warga berencana gotong royong membangunnya kembali.
ARI IRAWAN
0 comments:
Posting Komentar