Ponpes Kebakaran saat Shalat Magrib di Gumukrejo, Pringsewu

PRINGSEWU (19/10/2022) -  Kebakaran sebagian bangunan Pondok Pesantren Madinatul Ilmi, Pekon Gumukrejo, Pagelaran, Pringsewu, viral dalam beberapa jam terakhir, karena banyak diunggah ke media sosial, dengan berbagai ucapan keprihatinan.

Api tampak pada pukul 18.20 saat seluruh santri menunaikan shalat magrib. Santri diduga lupa mematikan kompor. Karena airnya sudah mengering, menyulut bara, melalap bangunan 8 kali 15 meter, yang umumnya terbuat dari kayu.

Kepanikan begitu terasa belasan menit kemudian saat api membumbung tinggi. Dalam video-video yang disebar lewat media sosial, ada warga yang meminta Pemadam Kebakaran datang, ada juga yang mengucapkan inna lillahi wa inna ilahi rojiun, dan berbagai komentar lain.

K. H. Muhamad Nur Aziz, pengasuh ponoes yang terbakar, menyebut dirinya sedang menjadi imam saat itu. Mereka sudah mendengar teriakan dari santri wanita yang berhalangan shalat, namun mengira bukan akibat kebakaran.

Selesai shalat magrib berjamaah, api sudah setinggi satu meter. Material yang umumnya terdiri dari kayu membuat gejolak semakin besar.

Sang Kiai menyebut bangunan itu diperuntukkan untuk dapur, kantin, logistik,  dan ratusan lemari. Tak seorang pun santri menyelamatkan pakaian dan bukunya. Busana mereka umumnya  yang tinggal di badan, yang terpakai saat menunaikan shalat magrib berjamaah di masjid.

Pemadam Kebakaran Pringsewu tiba di lokasi saat bangunan berukuran 8 kali 15 meter itu sudah terbakar 70 persen. Mereka mengerahkan 3 unit mobil damkar dan 30 petugas. Para santri menguatkan lantunan pembacaan ayat suci Al-Quran, dengan harap api tidak membesar dan meluas lagi.

Kapolsek Pagelaran Iptu Hasbulah mengatakan api pada padam dua jam kemudian pada pukul 20.30. Selain Kepolisian dan BPBD, seluruh pihak bergerak ke lokasi kebakaran, mulai dari babinsa, pamong pekon dan kecamatan.

Iptu Hasbullah memastikan api berasal dari kompor yang lupa dimatikan. Sedangkan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

Sebagai pengasuh pondok, K. H. Muhamad Nur Aziz mengatakan ia menganggap kebakaran sebagai ujian. Ia mengharapkan santri yang kehilangan pakaian, buku, dan bekalnya, lebih bertawakkal dan bersabar.

Kiai Soleh Abdul Hadi, tokoh warga sekitar,  yang kemudian datang ke Ponpes Madinatul Ilmi untuk menyatakan duka, mengharapkan penduduk sekitar dan kaum Muslim membantu para santri membangun kembali bangunan yang terbakar.

PIYAN AGUNG

0 comments:

Posting Komentar