Pesawaran: Bertahan Hidup dari Bisnis Keripik saat Pandemi

NEGERI KATON (6/11/2022) - Umumnya warga Karang Rejo, Negeri Katon, Pesawaran, mengenal nama Sodikin, sebagai pengusaha ternak kambing dan ayam. Namun, itu cerita masa lalu, terutama sebelum pandemi mendera negeri ini.

Bangkrut dari usaha ternak kambing dan ayam, Sodikin mencoba menjadi pengusaha keripik. Ia tertarik karena materialnya tidak susah diperoleh di sekitar Negeri Katon. Sudah 80-an pengusaha yang membuka usaha jenis di ini Karang Rejo, tetapi belum ada yang sampai bangkrut.

Sodikin pun mulai menggeluti usaha keripik singkong, mulai dari membeli peralatan pemotong ubi, penggorengan,  belajar mempelajari kualitas materialnya, cara membuat tungku pemasak, hingga keripik matang dengan merata.

Pria berusia paro baya itu tidak mempekerjakan banyak orang. Ia mempercayakan penggorengan kepada isterinya Nurbeiti. Sodikin lebih konsentrasi di pengemasan dan marketing. Lainnya, seperti pemotongan singkong diserahkan kepada orang lain.

Tiga tahun pindah dari bisnis ternak, Sodikin dan isterinya kini mengolah 3 hingga 5 kuintal singkong dalam sehari. Mereka bisa memproduksi 1 kuintal ubi kayu itu menjadi 35 kilogram keripik atau sehari memasak setidaknya 150 kilogram.

Karena keripiknya mulai banyak dipesan, Sodikin juga tidak sembarang membeli singkong. Umumnya ia pesan dari Lampung Timur atau hunting di sejumlah desa di Pesawaran.

Dengan mempertahankan kualitas singkong dan keripik, pelanggan Sodikin kini datang dari sejumlah daerah, terutama dari Karang Anyar, Gedongtataan, Bandarlampung, Ambarawa, Pringsewu, bahkan Gedong Aji, Unit 2, Mesuji.

Sodikin mengaku tidak terlalu cemas lagi seperti saat usaha ternaknya bangkrut tiga tahun lalu. Ia tidak khawatir menghidupi dua anaknya yang masih bersekolah di Pesantren.

Seperti 80-an UMKM lainnya di Karang Rejo, Negeri Katon, Pesawaran, mereka sebenarnya mengharapkan bantuan permodalan dari Pemerintah. Namun pemikiran itu sering diabaikan oleh Sodikin.

Soal UMKM merupakan kelas pengusaha yang bertahan saat pandemi, bagi Sodikin hanya buah bibir pejabat dalam berpidato. Tak ada realisasi perhatian dan bantuan ke lapangan.

PIYAN AGUNG

0 comments:

Posting Komentar