Arak-Arakan Naikkan Makara Kubah Masjid di Jatimulyo

JATIMULYO (18/3/2023) -  Shalat Jumat berjamaah baru saja selesai, ketika ratusan warga di Dusun Tiga Umbul Niti, Jatimulyo, Lampung Selatan, berkumpul.

Sejak pagi, di areal masjid sekitar, terletak makara kubah masjid berlapazkan kalimat tauhid. Begitu selesai shalat Jumat, warga Dusun Tiga Umbul Niti, terutama pria, berkumpul. Mereka hendak mengaraknya ke Masjid Miftahul Huda, yang sedang dalam proses pembangunan.

Jarak arak-arakan dengan jalan kaki mencapai setengah kilometer. Warga yang muda tampil mengangkat makara berlapazkan kalimat tauhid itu, dengan diiringi lantunan shalawat kepada Nabi Muhammad.

Begitu start, jumlah pengarak semakin ramai. Para pemuda atau pria paro baya memilih berjalan kaki dalam arakan. Puluhan lainnya naik sepeda motor. Mereka diiringi grup rebana remaja, yang berada di sebuah pikap.

Nyaris seperti pawai, arak-arakan membawa makara kubah masjid membuat pengendara lain menyingkir. Di depan ada khusus yang mengatur lalu lintas, terutama jika melewati persimpangan.

Hampir sejam kemudian, rombongan arak-arakan semakin ramai. Hadir juga di sana kaum wanita, sebagian mengurus makanan, sebagian lagi menonton pelaksanaan penaikan makara ke kubah, dengan memakai cran.

Pelaksanaan penaikan makara berlapaz kalimat tauhid berlangsung sukses. Rata-rata warga di sana mengucapkan alhamdulillah.

Tiba di atas, salah seorang warga mengumandangkan azan. Setelah itu selesai, makara dinaikkan ke pucuk kubah.

Setelah proses penaikan makara selesai, warga sekitar berkumpul di masjid yang baru selesai 50 persen itu untuk menyantap tumpengan. Para tokoh dan tetua Dusun sekitar mendapat kesempatan pertama.

Ketua Panitia Rohmat mengatakan arak-arakan makara dilakukan sesuai tradisi orang-orang tua mereka jika warga menaikkan kubah masjid.

Inti dari arak-arakan bagi Rohmat adalah kebersamaan dan kepemilikan bersama. Warga berkumpul untuk mengarak makara, menaikkannya, agar jika masjid selesai, mereka juga datang untuk beribadah ke sana.

Rohmat mengatakan ide arak-arakan juga timbul karena warga mensyukuri pembangunan masjid yang sudah selesai 50 persen dan direncanakan menampung seribuan jemaah itu. 

Pada awalnya, satu setengah tahun lalu, kas panitia hanya 50 juta rupiah, namun, dengan niat mendirikan rumah Alllah, dana bisa terkumpul 1,5 miliar rupiah.

Selesai menyantap nasi tumpeng, warga pun bubar menjelang pukul 15.00. Terdengar suara azan memanggil. Warga pun ramai-ramai menuju masjid lain untuk melaksanakan shalat Ashar berjamaah.

ARI IRAWAN

0 comments:

Posting Komentar