Debat Sengit Guru vs Wali Murid di Tulangbawang Barat


TULANGBAWANG BARAT (16/4/2019) - Rapat koordinasi kasus dugaan intimidasi dan penganiayaan yang dilakukan guru terhadap delapan siswa kelas III SDN 3 Mulyakencana, Tulangbawang Barat diwarnai debat. Para wali murid tidak terima anaknya dianiaya.

Pertemuan mediasi ini dilangsungkan di ruang kelas yang dihadiri juga oleh pihak dinas pendidikan dan perwakilan Korwas Sekolah Dasar Kecamatatan Tulangbawang Tengah, Selasa,16 April 2019. Saat kegiatan tersebut berlangsung, sejumlah wali murid kesal terhadap perlakuan guru yang mendidik anaknya dengan kekerasan. Ditambah lagi, dalam pertemuan itu terkesan bukan mencari jalan terbaik.

"Saya ini meninggalkan pekerjaan karena demi anak-anak kami. Saya tidak terima anak kami dipukul,” kata Zainal, salah seorang perwakilan wali murid.

Slamet, salah guru yang diduga melakukan intimidasi terhadap sejumlah murid secara singkat mengakui perbuatannya dan secara blak-blakan meminta maaf kepada para wali murid. "Kalau memang perlakuan kami ini tidak dibenarkan, saya tidak akan mengulangi lagi,"kata Slamet.

Guru lainnya, Fransiska Mutriani membantah telah melakukan pemukulan. Menurutnya, yang dia pukul dengan penggaris adalah meja. “Saya tidak mukul anak,” kata Fransiska.

Sekretaris Dinas Pendidikan Tulangbawang Barat, Budiman Jaya mengatakan, yang dilakukan dewan guru niatnya adalah membina murid-murid. Tapi terjadi miskomunikasi. “Kalau untuk siswa kita berharap orang tua tetap mendukung anak-anaknya tetap sekolah. Sedangkan guru juga harus mendahulukan pendekatan psikilogis terhadap anak,” kata Budiman.

ALIYUDIN-FATHUL MAGHORIBI

0 comments:

Posting Komentar